Tabloid Wirausaha - Tips Budidaya Jamur Tiram | Jamur yang memiliki nama latin
Pleurotus ostreatus termasuk kelas dari Homobasidiomycetes. jamur tiram
merupakan salah satu jenis jamur pohon hal itu karena memang jamur ini paling
banyak dijumpai di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau di batang
pohon yang sudah ditebang dan bisa dijumpai sepanjang tahun dihutan didaerah
yang sejuk. Namun dengan seiring perkembangan teknologi kini jamur tiram sudah
bisa didapat dengan mudah dengan melakukan teknik budidaya jamur tiram.
Manfaat
Jamur Tiram Bagi Kesehatan
Berdasarkan
penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical
Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air, kalori,
karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin
B2, dan vitamin C.Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin,
metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan
fenilalanin. Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium,
dan Magnesium merupakan zat yang sangat penting untuk tubuh.
Manfaat lain dari jamur
tiram antaralain:
- Sebagai antibakterial dan antitumor
- Penghasil enzim hidrolisis dan enzim oksidasi
- Dapat membunuh nematoda
- Mengurangi Resiko jantung lemah
- Mengatasi Penyakit lever
- Membantu menyenbuhkan diabetes
- Menghilangkan anemia
- Membantu Sistem pencernaan
- Mencegah timbulnya tumor
Ciri-ciri Jamur Tiram
Ciri-ciri umum tubuh
buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran
mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus
eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom. Jamur tiram memiliki miselium.
Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi serta menjadi tujuan dari
budidaya. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari persiapan hingga pasca panen
sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha budidaya benar-benar memahami
sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama jamur
tiram.
TIPS PERSIAPAN BUDIDAYA
JAMUR TIRAM
Persiapan
budidaya harus dilakukan secara matang hal ini dapat membantu mendapatkan hasil
panen yang optimal. Langkah awal yang harus dilakukan diantaranya: pemilihan
lokasi budidaya, membuat rumah kumbung
baglog, rak baglog, persiapan media jamur, menyediakan bibit, serta sarana pendukung
lainnya.
1. Kebersihan
lolasi budidaya menjadi syarat utama harus diperhatikan, mengingat budidaya jamur sangat
sangat berpengaruh terhadap kelembapan terutama kelembaban yang terlalu tinggi.
Usahakan lokasi yang dipilih harus jauh dari faktor faktor yang mempengaruhi
kelembapan seperti dekat kandang ternak, tempat pembuangan sampah maupun
tempat-tempat lain yang berpotensi mendatangkan hama penyakit.
2. Membuat rumah kumbung baglog. Pembuatan rumah kumbung ini dibuat jika lokasi penanaman dilakuakan di luar ruangan. Adapun pembuatannya harus disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia, biaya, daya tampung baglog. Sebagai contoh, untuk kapasitas baglog sebanyak 500-1500 diperlukan rumah kumbung berukuran 6 x 4 m. Mengingat faktor terpenting penunjang keberhasilan usaha budidaya jamur tiram adalah kelembaban maupun kebersihan. Rumah atau kumbung idealnya harus memenuhi kelembaban optimal bagi pertumbuhan jamur, sedangkan kebersihan menjadi syarat mutlak dalam mencegah serangan hama penyakit pengganggu.
2. Membuat rumah kumbung baglog. Pembuatan rumah kumbung ini dibuat jika lokasi penanaman dilakuakan di luar ruangan. Adapun pembuatannya harus disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia, biaya, daya tampung baglog. Sebagai contoh, untuk kapasitas baglog sebanyak 500-1500 diperlukan rumah kumbung berukuran 6 x 4 m. Mengingat faktor terpenting penunjang keberhasilan usaha budidaya jamur tiram adalah kelembaban maupun kebersihan. Rumah atau kumbung idealnya harus memenuhi kelembaban optimal bagi pertumbuhan jamur, sedangkan kebersihan menjadi syarat mutlak dalam mencegah serangan hama penyakit pengganggu.
3. Rak
Baglog. Pembuatan rak ini bertujuan untuk mempermudah pekerjaan bail selama
pemeliharaan ataupun pada saat panen. Pembuatan
rak baglog disesuaikan kondisi usaha
yang dijalankan, untuk skala
rumah tangga cukup menggunakan rak dari bambu saja tujuannya adalah untuk
meminimalisasi biaya, sedangkan untuk usaha sekala besar dan jangka panjang, pembuatan rak baglog sebaiknya
menggunakan kombinasi bambu kayu agar bisa lebih tahan lama dan dapat dipakai
berkali kali dan hal ini juga akan menghemat biaya. Buat lapisan-lapisan rak maksimal
5 lapis untuk satu unit rak. Hal ini
bermaksud agar memudahkan pemeliharaan dan pemanenan, jika terlalu tinggi akan
menyulitkan pekerja dalam melakukan
pemeliharaan.
Satu lapis rak dibuat
panjang 300 cm, lebar 40 cm, serta tinggi 40 cm. Pada ukuran ini mampu
menampung kurang lebih 60 baglog. Jadi, satu unit rak (terdiri dari 5 lapis),
mampu menampung sebanyak 300 baglog. Untuk rak paling bawah diberi jarak 30-35
cm dari permukaan tanah. Hal ini untuk menjaga kelembaban udara pada lapisan
rak paling bawah, sirkulasi udara menjadi lancar sehingga perkembangbiakan hama
penyakit dapat ditekan.
4. Mempersiapkan media
budidaya jamur. Media tanam budidaya
jamur memiliki berbagai macam jenis, tergantung bagaimana mudahnya kita
memperoleh bahannya saja. Media dapat berupa substrat kayu, serbuk gergaji,
ampas tebu, maupun sekam. Pembuatan media tanam berisi campuran dari media
ditambahkan nutrisi berupa tepung jagung, dedak halus, air, gips atau kapur
(CaCo3). Media tanam kemudian dimasukkan dalam kantong plastik sampai penuh,
lalu dimasukkan pralon atau bambu berdiameter 3 cm, setelah itu diikat dengan
kuat. Media jadi tersebut dinamakan baglog. Namun, kebanyakan para pelaku usaha
jamur tiram membeli baglog siap pakai karena lebih praktis dan ekonomis
dibandingkan dengan membuat sendiri yang butuh pada ketrampilan, kebiasaan
serta ketelitian dalam membuatnya.
5. Penyediaan Bibit. Untuk
sekarang ini bagi pelaku yang ingin berbudidaya jamur tiram sudah tidak perlu
khawatir lagi dalam memperoleh bibit, karena kini telah banyak pengusaha jamur
mulai menjual bibit sudah dalam kemasan baglog siap pakai, bahkan banyak yang sudah
disertifikasi. Jadi bibit sudah ditanam di dalam baglog bahkan sudah siap
dilanjutkan dalam proses budidaya jamur hingga panen. Kebanyakan para petani
memperoleh bibit dengan cara ini meskipun biaya produksinya menjadi lebih mahal
tetapi sudah lebih terjamin.
Sebaiknya selain dengan memperoleh bibit dengan cara membeli langsung, ada baiknya petani belajar teknik membuat bibit jamur sehingga jika sudah menguasai teknik budidaya serta usaha budidaya jamurnya sudah tergolong besar, dapat dilakuakn pembibitan sendir sehingga diharapkan dapat menekan biaya operasional.
Sebaiknya selain dengan memperoleh bibit dengan cara membeli langsung, ada baiknya petani belajar teknik membuat bibit jamur sehingga jika sudah menguasai teknik budidaya serta usaha budidaya jamurnya sudah tergolong besar, dapat dilakuakn pembibitan sendir sehingga diharapkan dapat menekan biaya operasional.
6. Sarana Pendukung. Peralatan
atau bahan pendukung tersebut antara lain plastik (PE 0,002) berukuran 20 cm x
30 cm, cincin paralon, alkohol, pembakar bunsen, alat sterilisasi baglog berupa
drum/oven/autoclave, termometer, barometer, sprinkle bernozle halus, fungisida
(bila menggunakan plastik pengemas), serta vacuum sealer.
Usahakan
selama budidaya menggunakan bibit bersertifikat yang dapat dibeli dari petani lain
atau dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya untuk jamur tiram cukup
sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaatkan peralatan dapur.
Pada dataran rendah, modifikasi bahan media jamur tiram serta takarannya dapat mengoptimalkan hasil, caranya yakni mengurangi atau menambah takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Pada usaha budidaya skala kecil, perlu juga dilakukan eksperimen atau percobaan dalam menentukan takaran bahan media agar takarannya tepat. Hal ini perlu dilakukan mengingat jamur tiram yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh yang berbeda tentu membutuhkan nutrisi maupun media yang berbeda pula tergantung kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media serta lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.
Pada dataran rendah, modifikasi bahan media jamur tiram serta takarannya dapat mengoptimalkan hasil, caranya yakni mengurangi atau menambah takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya. Pada usaha budidaya skala kecil, perlu juga dilakukan eksperimen atau percobaan dalam menentukan takaran bahan media agar takarannya tepat. Hal ini perlu dilakukan mengingat jamur tiram yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh yang berbeda tentu membutuhkan nutrisi maupun media yang berbeda pula tergantung kondisi lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media serta lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.
Dari Berbagai Sumber
Image Source : http://manfaattumbuhanbuah.blogspot.com
Post a Comment